Stockholm in a month

by - August 31, 2018

Setelah melewati hari-hari awal yang berat, maka pada bagian ini akan menjelaskan perjalanan 1 bulan pertama di Stockholm secara singkat wkwk.

Academic English Course

Setelah mengalami masa kelam karena academic writing saya sangat-sangat-sangat jelek, akhirnya dulu memutuskan buat ikut kelas academic english course. Sederhananya kita belajar menggunakan bahasa inggris di academic environment. Dari sini belajar kaya jaman SD dan SMP dulu wkwk.

Kami diajarkan menyusun paragraf yang baik, penggunaan kata-kata, kata sambung, dan berbagai macam hal lainnya. Menurut saya pribadi, ini course rekomen banget deh bagi yg belum terbiasa menggunakan bahasa inggris dalam lingkungan akademik!

Dengan mengambil course ini, alhamdulillah academic writing saya jadi lebih baik. Terbukti di Study Period 1 dan 2 belum pernah dapet komentar terkait teksnya (mainly about the use of particle and the content) while the others not. Format belajar mengajarnya juga asik banget kok!

International Reception

International Reception dapat dikatakan sebagai sarana mengenalkan student terhadap lingkungan Stockholm. Agendanya berbagai macam dari buddy meeting, pub party, tour, bbq, dan banyaaaak banget. Intinya ini sekumpulan acara gituuu.

Seru banget, sayangnya daftarnya berebutan. Jadi harus daftar dari jauh-jauh hari. Ada yang gratis ada yang engga. Dulu seingetku, ku daftar di berbagai tour gitu. Lumayan ngisi waktu luang sebelum kuliah wkwk.

Transportasi

Di Stockholm, public transportation terintegrasi dalam suatu platform yang disebut SL. Berbagai moda transportasi dari Subway, Bus, Ferry, Light Rail, etc. Dengan memiliki tiket SL, kita bisa menggunakan berbagai moda public transportation di Stockholm.

Tiket yang bisa dibeli pun beragam. Ada yang single trip hingga ada yang subscription 1 bulan, 3 bulan, 6 bulan, dan 1 tahun. Terkhusus untuk student ada discount gitu. Perbedaannya lumayan. Hingga tulisan ini ditulis, harga tiket umum untuk subscription yang 1 bulan adalah 950kr (Rp 1,520,000 dengan kurs Rp 1,600 /kr) dan 550kr untuk student (Rp 880,000 /kr untuk kurs yg sama). Dengan menggunakan subscription bulanan ini, kita sudah bisa mengakses seluruh moda public transportation sepuasnya wkwk.

Teruntuk daily commuting, saya sering menggunakan subway untuk 1 bulan pertama. Jadi dari Kista ke T-Centralen (semacam stasiun transit). Setelah itu ganti subway ke Tekniska Hogskolan (stasiun subway deket main campus). Total perjalanan jika ga pake nunggu di tempat transit sekitar 30-35 menit.

Dari berbagai moda transportasi yang pernah saya gunakan, dapat dikatakan bersih, jarang banget penuh (arief belum sadar saat itu), jarang gangguan dan telat (selain light rail aka pendeltag). Nah khusus Pendeltag, terkadang ada gangguan gitu. Entah gangguan sinyal atau treknya tertutup salju atau entah apa lagi. Untungnya saya ga menggunakan moda itu untuk ke kampus.

Kuliah

Kuliah di sini sudah teratur banget-banget-banget. Jadi, sebelum kuliah dimulai, schedule kuliah udah di post. Jadi kita bisa mengintegrasikan jadwal kuliah, quiz, lab, dll itu ke hp kita. Pada jadwal itu, akan terletak agendanya (lecture kah, quiz kah, atau apapun itu), lama waktunya, dan lokasi kelasnya.

Lokasi kelas penting untuk menjadi catatan. Karena kuliah di sini kita menggunakan sistem 'gedung bersama'. Jadi bisa aja kelas kita cukup jauh dari gedung utama kita kuliah. Semuanya harus diperhatikan. Untungnya untuk rumpun nuklir, semuanya di komplek Albanova. Jadi ga terlalu jauh jalannya sampe harus ganti gedung wkwk

Apartemen

Setelah kasus apartemen yang kotor itu, sebagian kami nge report deh ke KTH Accommodation. Mereka dapet kompensasi berupa pemotongan invoice. Saat itu saya sangat malas ngurusnya wkwk. Jadi ga ngelapor deh.

Meski demikian, ketika pulang, tau-tau kamar saya bersih banget-banget-banget. Ga ada debu, kaca udah di lap, semuanya pokoknya serba bersih dan teratur. Jadi meski ga dapet kompensasi, saya merasa bersyukur udah dibersihin. Soalnya repot banget kalo ga dibersihin.

Makanan Halal

Tentu kita tidak diperkenankan makan makanan kaya babi, alkohol, etc. However, when it comes to pemotongan, pengolahan makanan, penyimpanannya, administrasi bisnis, dll tiap muslim bisa berbeda-beda. Ketika membahas 'makanan halal', tiap orang bisa memiliki standarnya masing-masing terkait 'makanan halal'.

Ada sebagian dari kami yang menggunakan pendekatan 'tinggal di negara sebagai minoritas' sehingga ketika acara dan tidak menemukan makanan yang memang certified halal, ia tetap mengkonsumsi makanan tersebut as long as tidak mengandung babi, alkohol, rum, dan lain-lainnya yang sudah jelas dilarang. Ada juga sebagian dari kami yang sangat strict dengan apa-apa yang ia makan. Ia ga mau makan-makanan yang tidak jelas asal muasalnya, dll.

It depends tho. Secara singkat saya membeli seluruh makanan saya (kecuali susu, jus, dan buah) di toko Kista Grossen gitu. Kista Grossen seperti toko-toko timur tengah gituuu. Menurut dugaanku, hampir seluruh produknya halal.

You May Also Like

1 comments

  1. Ditunggu tulisan Stockholm in (almost) 1 year, Kak!

    ReplyDelete