Mahasiswa yang (akhirnya) biasa-biasa saja, iya kan?

by - February 10, 2016

Semester 6!
Yeay, its been almost 3 years i have been here.


(sumber tertera)

Tak dapat dipungkiri, jauh sebelum melihat Kartu Hasil Studi (KHS) semester 5, aku sudah dipusingkan dengan semester 6. Maksudnya adalah, semester 6 adalah semester yang sangat krisis.
Mengapa krisis?





Jawabannya sederhana, karena mata kuliah yang diambil semester 6 akan menentukan apakah semester 8 tetap akan kuliah. Ketika IPK belum menyentuh target kita maka tentu kita harus tetap kuliah di semester 8. Berdasarkan sistem yang ada di DTNTF (di papan pengumuman), kini mahasiswa yang ingin wisuda di Agustus, Maret, atau Februari (cmiiw masalah periodenya), tidak boleh mengambil mata kuliah di semester genap, begitupun untuk periode wisuda di semester ganjil maka tak boleh mengambil mata kuliah di semester ganjil.


Jadi ketika mengambil kuliah di semester 8, kita baru bisa wisuda di November sedangkan untuk semester 9 sendiri nanti hanya menulis sks skripsi dan ujian skripsi namun tetap membayar UKT penuh...

Baru paham mengapa dulu banyak kakak kelas yang ketika angkatan 2013 masuk, protes mengenai sistem UKT ini. Awalnya aku melihat sistem UKT nampaknya baik karena ngambil sks sebanyak apapun bayarnya tetap sama, namun namun... ah sudahlah.

Liburan ini sekali lagi memang dihabiskan untuk mengurus mata kuliah apa yang perlu diambil. Dari paketan kalau tidak salah ada 21 (sudah termasuk mata kuliah pilihan 2 dan KKN 3), aku harus mengatur sedemikian rupa sehingga semester 8 tetap tidak kuliah (meskipun tetep sedih karena harus bayar UKT full hanya untuk ujian skripsi rencananya) namun tetap lulus dengan IPK sesuai target.

Lebih dari 5 hari hanya memikirkan hal yang sama, sekiranya apa yang bisa diambil, apa yang perlu diulang dan diperdalam atau apa yang cukup dan ditinggalkan nilainya apa adanya. Sebetulnya sudah terbentuk rencana mata kuliah yang akan diambil. Namun ketika masuk menuju dpa, dengan beberapa pertimbangan aku tidak diizinkan untuk mengambil sekian sks. Memang sih tidak sesuai aturan, tapi... ini semua demi IPK idaman bukan?

Waktu kemudian dihabiskan hanya untuk memikirkan mata kuliah apa yang diambil, bahkan hingga memikirkan akan KP dimana. Akhirnya, tersusunlah KRS semester 6. Dengan berat hati aku harus berusaha jauh lebih keras dibandingkan semester 5 yang padahal semester 5 juga lebih banyak hal yg diurus cukup lelah dengan mata kuliah yang cukup padat waktunya.

Ya, namanya juga mahasiswa. Kalau mau enak ya jangan kuliah, mungkin itu yang akan orang bilang.
Ya... maka mari nikmati~

***

Hari pertama masuk kuliah tentu merupakan pengalaman yang dinantikan. Ternyata ada beberapa perubahan pada struktur ruangan dosen hingga saya sadari beberapa ruangan dosen favorit dimana saya sering berkunjung minimal meminta keterangan mahasiswa aktif, kini sudah berpindah. Ya perubahan struktur jurusan menjadi departemen sekaligus merubah tata cara administrasi yang ada.

Semester 6 inginnya menjadi semester yang biasa-biasa saja. Maksud disini adalah, sesuai dengan target bahwa semester 6 ingin menjadi mahasiswa yang biasa-biasa saja. Mahasiswa yang hadir saat kuliah dan tidak terlambat, tidak juga sibuk keluar kelas entah untuk apa, juga tidak tertidur ketika kelas berlangsung. Ingin menjadi mahasiswa yang bisa dibilang normal. Namun ketika satu pesan itu hadir dalam email, tentu semuanya tak akan pernah menjadi sama.

"Invitation  ...."

NAH, hal seperti ini yang selalu hadir di awal semester yang akan selalu mengundang kegundahan akan goal di semester ini.

Lupakan...
Lupakan...

Tentu tak terlupakan, dinekatkan diri saja untuk mengirim beberapa tulisan. Meskipun tak ada goal untuk hijrah di semester ini, tapi nafsu dan mimpi besarku untuk keliling benua nampaknya lebih mengalahkan daripada otak dan logikaku.

Biarlah, namanya manusia.
Selama tak memegang amanah yang struktural, semoga tak ada yang terbengkalai
Juga semoga tak ada hati yang tersakiti karena pilihan ini.

Tak jauh dari pengiriman research itu, tak lama kemudian datang sebuah chat sederhana dari salah satu rekan. Intinya menyampaikan bahwa persetujuan untuk kerja sama antar kepanitiaan. Tak dapat dipungkiri bahwa ini juga merupakan salah satu mimpi besar saya di FT UGM. Mungkin sederhana, atau konyol, mungkin sebagian orang akan mentertawakan saya, tapi biarlah, setidaknya saya tak perlu gundah karena saya juga tentu bisa mentertawakan diri saya sendiri.

Memang tak dapat dipungkiri dengan kerja sama ini tentu akan menyita sebagian waktu. Terpikirkan kembali,
apakah semester 6 ku aku memang tak bisa menjadi mahasiswa yang (akhirnya) biasa-biasa saja?

setelah melihat beberapa tulisan di blog ini saya teringat,

Kita memang tak akan pernah menjadi mahasiswa biasa-biasa saja.
Selalu ada hak masyarakat dalam diri kita,


Detik kita, menit kita, jam kita, hari kita, waktu kita, adalah bagian dari waktu mereka.

Mereka dalam letihnya pun masih berlari.
Lantas alasan apa lagi yang membuat diri ini masih berjalan?




10 Februari 2016,




di ruangan yang namanya rasa-rasa dan dibaca roso-roso.

You May Also Like

0 comments