Hijrah #3: Jangan Memonopoli Kebahagiaan!

by - October 23, 2016

You might be asking, kok ada seri Hijrah #3 tanpa Hijrah #2?

Well, karena memang sebenarnya ada Hijrah #2 yakni cerita perjalanan NAGITA, namun nampaknya terlalu panjang dan tak sanggup untuk diri ini tulis.
Nampaknya kebiasaan gagal untuk menulis kejadian-kejadian luar biasa di dalam hidup ini masih mendarah daging :")

Jadi ceritanya, Hijrah #3 merupakan cerita seri perjalanan where i've been since last week

***
Pembuka: Sebuah Kesempatan Yang Diberikan OlehNya Tuk Berhijrah Kembali
Suatu ketika ada sebuah tawaran dalam grup Badan Pengurus Harian Komunitas Muda Nuklir Nasional. Sebuah tawaran untuk datang mewakili KOMMUN pada acara International Conference on Radiation Safety, Security and NORM Management InCRoSS 2016 di Jakarta. Tak dapat dipungkiri, saya tidak begitu tertarik selama ini mengenai Naturally Occurring Radioactive Materials (NORM) dan Technology Enhanced Naturally Occurring Radioactive Materials (TENORM). 

Mengenai tawaran itu sendiri, saya tertarik. Kapan lagi bisa belajar mengenai NORM dan TENORM langsung bersama para praktisi dan peneliti? Namun ternyata setelah di crosscheck acara tersebut berdekatan dengan acara Nuclear Talks 2016 di Semarang. Memang, InCRoSS 2016 ini dilaksanakan pada tanggal 12-13 Oktober 2016, disatu sisi awalnya tanggal 15 Oktober 2016 saya sudah harus di Semarang menjadi moderator. 

Tentu dengan keadaan tersebut akhirnya niat saya untuk mengikuti InCRoSS mundur. Namun seiring perkembangan kondisi yang ternyata kepesertaan KOMMUN pada acara tersebut OC tidak menyediakan akomodasi, satu persatu teman-teman yang tertarik pada acara itupun berguguran hingga saya mendapati diri saya diajak langsung oleh yang bersangkutan. Dengan beberapa diskusi dan fakta bahwa acara di Semarang di tunda ke tanggal 16 Oktober 2016, juga mengganti perjalanan ke Semarang menggunakan pesawat, akhirnya sebuah perjalanan panjang Yogyakarta - Jakarta via pesawat, Serang - Jakarta via bis, Jakarta - Semarang via pesawat, Semarang - Yogyakarta via bis pun dimulai.

***
InCRoSS 2016: Nuklir Tak Sebatas Reaktor.
Mungkin itu yang cukup menggambarkan diri saya terhadap NORM maupun TENORM.
Oh ya, saya memang tidak membaca rundown dengan baik dan benar. Jadi, saya kira conference ini akan berformat seperti conference pada umumnya dimana biasanya ada keynote speech diikuti sesi parallel per topik dimana akan ada pemaparan paper dari berbagai peneliti. Pada faktanya, ternyata InCRoSS 2016 kurang lebih memiliki format yang sama seperti Student Energy Conference 2016 yang saya ikuti di UI tahun lalu, jadi berisikan materi-materi yang disampaikan oleh peneliti maupun praktisi dalam bidangnya. Dengan demikian, akan terjadi feedback antara peneliti, praktisi, maupun regulator.

Sejujurnya saya tidak pernah ke Hotel Sari San Pasific. Menurut google maps sendiri, hotel ini terletak di Jalan Thamrin. Menurut bapak, katanya sih daerah Jalan Sudirman. Sesungguhnya, meskipun sering ngebolang berkali-kali (pake banget) di Jakarta, tapi tak pernah hafal nama-nama jalan yang dimaksud. Masih dengan google maps, menurutnya sih, kalo dengan perjalanan komuter, bisa turun di St. Sudirman terus bisa jalan maupun naik bis.

Meskipun demikian, sepertinya Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin ini tidak asing. Ternyata memang tidak asing, ini adalah jalan dimana banyak sekali dubes-dubes itu berada. Ternyata sekali lagi, saya sering lewat sini memang dan baru kali ini menyadari bahwa jalan ini bernama Sudirman dan Thamrin. Bahkan, baru ngeh juga, kalo ternyata dubes Jepang itu ada di Jalan Thamrin haha.

Well, setelah perjalanan dari St. Pondok Cina ke St. Sudirman, saya sempat jalan karena kata google maps ada semacam stasiun (yang ternyata itu bohong alias ga ada). Jadi ujung-ujungnya saya naik ojek karena saya kira tidak ada bis yang lewat (which later i knew that ternyata ada).

Kembali ke InCRoSS 2016,
Keynote Speech dibuka oleh Prof David dari University of Surrey. Beliau menyampaikan dengan sangat baik bagaimana kondisi NORM dan TENORM di dunia kini. Dilain sisi, beliau juga mengingatkan bahwa keduanya tidak bisa dilupakan begitu saja karena memang tak bisa dilupakan. Beliau memperlihatkan beberapa spot di berbagai negara yang ternyata radiasi alaminya cukup tinggi hingga tak bisa diabaikan begitu saja. Belum lagi beberapa spot fasilitas oil and gas dengan segala upaya eksplorasi dan penggunaan teknologi nuklir maupun tidak yang meningkatkan aspek TENORM hingga terlihat peningkatan radiasi yang dihasilkan sebelum dan sesudah kegiatan eksplorasi. Beliau menyampaikan dengan baik sekali. Mungkin dapat dikatakan bahwa He is at students heart. Beliau menyampaikan dengan semangat dan menjawab semua pertanyaan dengan baik.

Oh ya, pada kesempatan ini juga, saya Alhamdulillah diberikan kesempatan untuk berdiskusi secara intens dengan Dr. Syahrir M.Sc selaku Kepala Pusat Pengkajian Sistem dan Teknologi Pengawasan Fasilitas Radiasi dan Zat Radioaktif BAPETEN. Juga pada kesempatan ini saya Alhamdulillah dapat berdiskusi dari perwakilan SUCOFINDO, juga teman-teman KOMMUN Jakarta, maupun bertanya langsung ke pak Widodo selaku perwakilan di BATAN mengenai perubahan Strategic Planning BATAN dari pembangunan LWR ke SMR di Indonesia.

Oh ya, dari sini saya kagum dengan seseorang pemateri selain Prof David. Mbak-nya, dapat dikatakan luar biasa. Jadi, singkat cerita, ketika Prof David menyampaikan materi, ditengah-tengah sesi, beliau berkata

"Please, give applause to my master student for helping me, bla bla bla" gumam beliau di tengah-tengah presentasi

Lantas tentu saja kami semua tepuk tangan dan mbaknya ala-ala senyum terima kasih. Prof David pun melanjutkan presentasinya. Jujur, kalau seandainya saya jadi orang tua dari mbaknya apalagi jadi suaminya tentu akan bergumam,

Siapa sih yang engga bangga punya anak/istri yang sampai dipuji seperti itu didepan para praktisi maupun peneliti di ajang internasional?

Setelah sesi hampir hari ke dua hampir ditutup, ternyata mbaknya maju dan presentasi...
Wow, great!
Ternyata bukan mahasiswi S2, tapi sudah doktor. Jadi mungkin saya salah denger tentau master student nya. Ternyata sudah doktor dan dapat dikatakan penelitiannya.... luar biasa.
Saya sedikit mulai sedikit mulai memahami kriteria seperti apa yang mungkin "kena" dengan diri ini.
Oh ya, ini bukan tentang siapa mbaknya, tapi sosoknya luar biasa. Masih dengan umur muda, belum menikah, sudah berdiri di forum tersebut menyampaikan hasil penelitiannya which i knew itu bukanlah hal mudah. Mbak, I know you will be a great mom!

Oh ya, kembali ke perjalanan InCRoSS 2016. Setelah acara ditutup, saya sempatkan diri untuk berfoto bersama Prof David dengan kamera hp saya. Setelahnya, kami (saya bersama rekan-rekan KOMMN Jakarta), pulang. Kami menuju St. Gondangdia jalan kaki. Di perjalanan saya sempatkan diri untuk berbincang-bincang dengan James sebagai Koordinator KOMMUN Wilayah Jakarta. Ya.. obrolan tentang mau dibawa kemana selanjutnya KOMMUN ini if you know what i mean.

Oh ya. Jangan tanya keadaan komuter di jam pulang kerja seperti apa. Ya tentu sangat penuh he he. Satu hal lagi, ternyata saya diberi kesempatan untuk bertemu salah satu anak RK 8 Jakarta di forum tersebut yang ternyata anak KOMMUN juga. Bahkan, saya juga sempat dipertemukan dengan salah satu Mantan Manajer RK angkatan sekian Bandung! What a coincidence!

Lantas saya pulang dan sampai di Rumah Mbah di serengseng sawah. Setelah itu memang sempat diperingatkan untuk tidak langsung pulang. Ah tapi apalah, saya sudah biasa pulang jauh lebih malam daripada jam 9 malam and so far im fine, seharusnya. Saya punya kebiasaan buruk untuk sekaligus melakukan pekerjaan hingga lelah sekali sehingga besoknya kosong banget biar bisa istirahatnya maksimal juga. Pada kasus ini, saya memaksakan langsung pulang ke Serang malam itu juga dengan bis. Jam 9 malam, saya berangkat pulang dengan bis yang juga bukan bis biasa yang saya pakai karena lelah.

Dari berbagai hal yang terjadi di InCRoSS 2016 tersebut, ada beberapa hal yang sangat menarik seperti diantaranya,

"Suatu perselisihan antara pelaksana dengan pengawas adalah hal biasa. Namun yang harus dipastikan adalah bagaimana perselisihan tersebut tidak menghambat tujuan utama kita yang sama, Indonesia yang lebih baik" Jawab Dr. Syahrir M.Sc, ketika saya memastikan isu friksi antara BATAN dan BAPETEN.

"Kami juga tidak ingin itu (PP tentang perizinan pembangunan reaktor nuklir) menghambat mas. Tapi bagaimana lagi? Kami masih berusaha untuk mendiskusikan kembali PP tersebut ke yang buat undang-undang sehingga tidak menghambat Strategic Planning BATAN" Jawab Dr. Syahrir M.Sc, ketika saya memastikan PP tentang perizinan pembangunan reaktor nuklir.

"Satu pesan saya untuk mas adalah, Jangan berhenti dan puas dengan gelar S1. Selama orang tua masih mampu atau bahkan ada kesempatan untuk beasiswa, ambil saja S2. Jika memang dalam keadaan kurang mampu, ambil beasiswa. Sekarang banyak kan beasiswa. Jika sangat terpaksa, tidak apa-apa kerja dulu. Tapi jangan keenakan kerja, harus tetap S2 ya" Oleh bapak-bapak dari Sucofindo.

Participants of International Conference on Radiation Safety, Security, and NORM Management 2016, Jakarta, Indonesia

Mengajukan pertanyaan di sesi mengenai perubahan Strategic Planning BATAN dari LWR ke SMR

Diskusi dengan mantan pegawai BAPETEN mengenai isu-isu pada Reaktor KARTINI

Diskusi mengenai regulasi Izin Pembangunan Reaktor Nuklir dengan Dr. Syahrir M.Sc.

Bersama teman-teman KOMMUN Jakarta

Menerima Sertifikat dari Committee InCRoSS 2016

Terima kasih InCRoSS 2016 yang telah membuat saya memahami bahwa diri ini masih harus terus melangkah.

***
Pulang: Kamu Bukan Anak SMA Lagi. Ini Semua Demi Masa Depan Kamu.
Sebenarnya, agenda pulang ini bukanlah agenda pulang yang biasa. Pertama, dikarenakan KKN saya tidak sempat bersilaturahim ke rumah mbah dari Bapak. Dilain sisi, banyak sekali hal-hal yang harus saya urus secara tidak langsung.

Setelah sampai pada Jumat dini hari dengan bis tersebut, saya pun istirahat. Solat Jumat kali ini pun saya coba untuk Jumatan di Masjid that i used to pray since TK. Sejujurnya tak banyak yang berubah, namun terdapat beberapa pembangunan gedung yang menurut saya kurang tepat. Terkesan seperti hanya usaha untuk menggunakan kas yang tertumpuk. Well... Memang ternyata persebaran orang-orang tangguh di Masjid Masjid terpencil memanglah sebuah keharusan.

Oh ya, setelah istirahat di pagi hari dan disusul solat Solat Jumat di Masjid Al Muhajirin, Saya pun mencari makanan yang selalu saya makan ketika pulang, batagor. Tak hanya sekedar batagor, namun juga bagaimana saya bercengkrama dengan bapak penjual batagor tersebut. Saya harus mencari mencapai 1 jam lebih untuk bertemu dengan bapak penjual yang sudah menjual semenjak saya SD. Bayangkan, berarti sudah berapa umurnya?

Kembali ke rutinitas, ini adalah agenda pulang yang beneran pulang. Saya dapat kembali ke rutinitas yakni olahraga di alun-alun Kota Serang. Well, sudah nyaman Alhamdulillah, cuma sekarang jadi ajang tempat orang pacaran aja. Setelah itu Sabtu saya kunjungan ke mbah dari Bapak, kemudian berangkat ke Soetta untuk meneruskan perjalanan ke Semarang.

Oh ya, mengenai pulang kali ini.
Perjalanan pulang ini, sejujurnya bukanlah perjalanan pulang yang biasa. Tak pernah sekalipun selama liburan ini, saya dihadapkan dengan pilihan-pilihan yang saya pikir belum waktunya untuk memilih. Oh ya, dikarenakan dengan komposisi keluarga dan peminatannya, saya diamanahi hal tertentu oleh Bapak dan Ibu. Saya iya-iyain aja. Karena saya pikir dulu, itu masih jauh di depan, bukan hal yang harus dipikirkan sekarang.

Pulang kali ini, sekali lagi bukanlah hal mudah. Banyak waktu yang saya habis pikirkan untuk memikirkan bagaimana kedepannya semua ini (amanah saya) dibawa.

"A, menurut kamu bagaimana ini? Dijual terus beli yang disana, atau gausah dijual? Atau bahkan dibangun aja buat apa gitu?" Kata Ibu.

"Hmm. Gatau, ikut Ibu aja" jawabku, karena memang masih merasa itu bukan hal yang besar.

"Loh gabisa begitu, ini demi masa depan kamu. Semuanya ini amanah kamu. Tanggung jawab kamu. Aa dan Ade kan sudah memilih bukan bidangnya disini. Kan itu sebagian besar sudah atas nama kamu" Jawab Ibu memberikan warning.

Sekali lagi. Ini benar-benar pulang yang tak sekedar pulang. Banyak hal yang harus dipikirkan untuk kedepannya.

My future really awaits me ahead and it is really coming soon.

***
Sebuah Kunjungan: Semarang. 6 Tahun Bukanlah Waktu Yang Sedikit.
Jadi, setelah menunggu, ternyata pesawatnya delay. Namun tidak ada pengumumannya. Padahal saya sudah deg-deg an jangan-jangan saya melewatkan panggilan boarding. Well, akhirnya berangkatlah saya. Alhamdulillah sampai dengan selamat di Semarang pada pukul 7 malam di Bandara Ahmad Yani yang sedang perbaikan karena pembangunan terminal baru.

Well, sudah 6 tahun lamanya saya tak berkunjung ke Semarang. Terakhir kali saat mengunjungi kakak lebaran di sini saat saya baru baru banget masuk SMA. Much things have changed! Atau mungkin dulu saya terlalu cuek sehingga tidak mengamati dan menghayati semuanya?

Simpang Lima tak lagi terasa sama...
Alun-alun Semarang juga terasa beda...
Belum lagi suasana malam itu... tentu berbeda.

Secara singkat malam itu saya dijemput oleh Yudi, Koordinator KOMMUN Wilayah Semarang untuk kemudian makan malam bersama. Beberapa kali saya melakukan perjalanan ke berbagai daerah, entah mengapa, semua hal selain Jogja terasa asing. Berkali-kali rasanya diri ini memaksakan untuk menerima hal lain, namun ternyata, selain Jogja, semua itu terasa seperti bukan rumah. Begitu juga dengan Semarang apalagi makanannya mahal :(

Setelah itu berkunjung ke semacam alun-alun Semarang dan ngobrol-ngobrol ala-ala H-1 acara alias rapat. Banyak hal yang dibahas. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa malam itu adalah briefing serta finalisasi. Pak Dimas Irawan, selaku Pembina KOMMUN sekaligus pembicara esok hari juga menyempatkan diri untuk datang. Dari sekian banyak yang membuat saya semacam kaget adalah ternyata ada tilawahnya dikala pembukaan acara. Saya jadi semakin penasaran seperti apa Kelompok Studi Fisika Radiasi nya UNDIP dan bahkan KOMMUN Semarang.

And The Day was coming,
Tema acara Nuclear Talks 2016 di Semarang sendiri adalah Achieving a Successful Career in Medical Radiation Physics. Semacam Fisikawan Medis. Pada kesempatan ini menghadirkan 2 pembicara yakni Pak Sanggam Ramantisan selaku Fisikawan Medis di RS Ken Saras juga Pak Dimas Irawan selaku Kepala Diseminasi BATAN.

Di Teknik Nuklir UGM sendiri, sebelum terjadi perubahan kurikulum, ada peminatan Fisika Medik juga Teknologi Energi Nuklir. Yang terpikirkan oleh saya adalah bahwa Fisika Medik harus ketemu lagi dengan Biologi yang somehow is not my thing.

Kembali ke acara tersebut, alhamdulillah berjalan dengan lancar. Pak Sanggam menyampaikan dengan baik bagaimana kehidupan menjadi seorang Fisikawan Medis. Ternyata tidak seperti yang saya pikirkan, ternyata keren :(
Dasar labil haha, nah im kidding. There is no regret in choosing this way :)

Kemudian saya menemani Pak Dimas pada talkshow tersebut dengan menjelaskan bagaimana berkarir di BATAN. Sejujurnya, saya merasa beruntung formatnya adalah talkshow. Karena jika tidak, saya tidak akan betah duduk diam menunggu pemaparan dari beliau karena saya sendiri sangat ingin mengetahui bagaimana berkarir di BATAN seperti Pak Dimas ini. Pertanyaan pun satu persatu berjalan, dari peserta maupun dari diri saya sendiri. Dari sesi ini, saya merasa goyah akan lifeplan yang saya buat.
Tak apa Rief...
Masih ada 4 bulan lagi sebelum deadline terhadap pilihan akhirmu.

Setelah acara berjalan lancar, Alhamdulillah kami pun pulang. Kami sempatkan untuk berkunjung ke Lawang Sewu. Sejujurnya it was my idea in proposing to visit Lawang Sewu. Karena saya sendiri belum pernah dan penasaran seperti apa tempatnya dan ada apa saja karena sepengetahuan saya sering dipakai buat film horor. Itupun film yang saya tonton saat kecil.

Ternyata Lawang Sewu tidak seseram yang saya pikirkan, mungkin karena saya mengunjunginya di sore hari. Lawang Sewu romantis dengan segala isi dan suasananya. Secara singkat, gedung ini merupakan semacam tempat kereta bernaung. Kebetulan, saat kami berkunjung, nampaknya akan diadakan semacam perayaan. Konsepnya sederhana, outdoor, menarik.
Nanti kita konsepnya begitu juga ya? Kok kesini lagi? :(

Setelah usai berkunjung dari Lawang Sewu, kami membeli oleh-oleh. Bukan kami sih tepatnya karena saya tidak ikut membeli. Bagaimanapun juga, diri ini harus menghentikan kebiasaan buruk. Meskipun saya bukanlah tergolong orang yang sering hedon beli oleh-oleh, tapi faktanya saya suka beli oleh-oleh yang akhirnya tidak tau diberikan ke siapa atau tidak berani memberikannya.

Jadi setelah berkunjung sore itu kami ke jalan yang rame oleh-olehnya. Terus merekapun membeli oleh-oleh sedangkan saya duduk istirahat menikmati sore hari di kala itu. Sedikit demi sedikit saya mulai memahami bagaimana untuk hidup di Semarang. Ternyata Semarang romantis dengan segala keadaannya. Mungkin diri ini saja yang terlanjur jatuh cinta dengan Jogja.

Setelah hampir jam 5 sore, the journey must come to an end. Dari total 5 orang BPH yang berkunjung, 3 diantaranya memiliki destinasi pulang yang sama yakni saya, mbak Khusnia Normawati, juga Mohammad Kevin Ahimsa. Dikala itu saya pulang bersama mbak Khusnia Normawati dengan perjalanan bis dikarenakan Kevin memilih untuk stay beberapa hari di rumah daripada langsung pulang hari itu.

Sudah lama rasanya tak berpergian menggunakan bis. Sebenarnya berpergian menggunakan bis seru, karena bisa melihat dan menyaksikan segala macam hal yang warga kerjakan, namun dikarenakan alasan keselamatan akhirnya saya memilih dalam beberapa semester lalu menggunakan kereta di kala pulang. Meskipun tergolong kuno bagi sebagian orang, faktanya, saya selalu mendapati diri ini menikmati segala pemandangan yang ditemani sebuah buku yang dibaca dikala perjalanan.

Kembali ke perjalanan pulang, Alhamdulillah sampai Jogja sekitar jam 9 malam kurang. Karena memang ternyata tadi sarapan dirangkap makan siang juga belum makan malam, maka kami sempatkan untuk makan malam. Its been awhile juga saya ga makan sate kelethek, tapi karena makan bukan di tempat yang biasa, jadi ga berani pesen itu, takut dikecewakan hehe.

Karena malam sudah mulai semakin malam, akhirnya mbaknya pulang dengan menggunakan ojek online. Setelah memastikan semuanya clear dan aman, akhirnya saya meminta jemput ke mas Reza sekaligus menanya kabar dia, anak-anak asrama, juga asrama itu sendiri.

Setelah perjalanan panjang, akhirnya saya sampai dan kembali ke kehidupan saya.
Ya sebagai mahasiswa yang semoga tingkat akhir dan semoga semester 8 adalah yang terakhir.



Poster Pelaksanaan Nuclear Talks 2016 di Semarang

Briefing Focus Group Discussion bersama fasilitator

Ketika membuka diskusi dengan Pak Dimas Irawan M.Sc.
Bersama Kevin dan Mbak Khusnia sebelum FGD
Foto bersama Pak Dimas, BPH KOMMUN, KSFR dan KOMMUN Semarang
BPH KOMMUN di Nuclear Talks 2016 Semarang

***
Hijrah #3: Jangan Memonopoli Kebahagiaan?
Pengalaman di InCRoSS 2016 tentu adalah pengalaman yang luar biasa dan sangat menyenangkan karena saya mendapatkan insight baru tentang NORM maupun TENORM. Namun dikala perjalanan pulang dari Jakarta menuju Serang dengan bis, saya kehilangan atau bisa dikatakan dicopet. Beberapa barang hilang termasuk salah satunya hp saya yang belum berumur 2 bulan. Alhamdulillah sih, laptop saya tak ikut-ikutan hilang. Namun dari hp tersebut yang terpenting adalah bukan hp nya, namun apa yang ada didalamnya. Segala macam janji, foto dokumentasi kegiatan, juga data-data penting lainnya yang memang sengaja tidak di cloud kan.

Maka dikala sampai Serang Jumat dini hari, Ibu mengingatkan.

"Makanya jangan terlalu senang. Kita itu ga boleh terlalu senang. Karena dikala kita larut dalam kesenangan, masih banyak orang lain disana yang dalam keadaan kekurangan. Jangan sesekali kamu mencoba untuk memonopoli kebahagiaan! Kebahagiaan tak hanya milikmu, tapi milik semua orang. Bersikaplah adil terhadap dirimu juga semua orang" ujar Ibu, sebuah pengingat dikala malam hari.

Jujur saya merasa tersentil atau bahkan tertikam dengan pernyataan Ibu.

Jangan-jangan selama ini saya terlalu egois dan memonopoli segala kebahagiaan yang saya miliki tidak untuk kepentingan bersama namun hanya untuk kepentingan pribadi?

Saya sadar, memang perjalanan ini merupakan sebuah anugrah maupun kenangan indah, namun ternyata Allah mengingatkan saya agar tak larut dalam kebahagiaan tersebut :")

***
Sebuah Penutup: Merantaulah

Terima kasih untuk semua pihak yang telah terlibat secara langsung maupun tidak langsung, teman-teman BPH KOMMUN, Committee InCRoSS 2016, KOMMUN Jakarta, KOMMUN Semarang, KSFR UNDIP, juga rekan-rekan yang ada.

Terima kasih untuk diskusi dikala perjalanan menuju Gondangdia, James.
Terima kasih juga yang telah menemani di kala Semarang, Yudi.
Terima kasih juga atas diskusi malamnya dikala perjalanan pulang, mbak Khusnia.
Terima kasih selalu mengingatkan untuk terus melangkah.

Sebuah Perempatan antara Jalan Sudirman dan Jalan Thamrin

Biarkanlah hari terus berlari
Tetaplah jadi manusia yang mulia, apa pun yang terjadi
Janganlah galau dengan tiap kejadian sehari-hari
Karena tak ada yang abadi, semua kan datang dan pergi
Jadilah pemberani melawan rasa takutmu sendiri
Karena lapang dan tulus adalah dirimu sejati
Janganlah pandang hina musuhmu
Karena jika ia menghinamu, itu ujian tersendiri bagimu
Takkan abadi segala suka serta lara
Takkan kekal segala sengsara serta sejahtera

Merantaulah. Gapailah setinggi-tingginya impianmu.
Bepergianlah. Maka ada lima keutamaan untukmu

Melipur duka dan memulai penghidupan baru
Memperkaya budi, pergaulan yang terpuji,
serta meluaskan ilmu

dikutip dari buku Rantau 1 Muara karya A, Fuadi yang merupakan adaptasi dari bait syair-syair Imam Syafii (767-820M)



Yogyakarta, 23 Oktober 2016
kuselesaikan tulisan ini dikala sadar bahwa harus ada pembatas diantara kita
.

You May Also Like

0 comments