Hijrah #4: Seandainya aku menjadi [1/4]
Hijrah #4: Seandainya Aku Menjadi [1/4]
Tak dapat dipungkiri bahwa i've been missing from any social media post. Normally, i would share something about What i've been through, tapi dalam rentan waktu dari Desember kemarin memang sempat menghilang hehe.
So here i am, Actually its a long story... So lets begin.
Bagian 1: Mengapa Harus Internship di semester 7 akhir
Setiap Mahasiswa punya prioritasnya masing-masing. So am i.
Awalnya sangat ngebet banget yang namanya KP di semester 5 akhir because that is what most people did gitu. Tentu ada alasannya. Semester 5 menurut saya merupakan salah satu waktu yang ideal dimana lagi dapet materi-materi yang anget-anget nya tentang nuklir dan otak lagi lancar-lancar dan semangatnya ngeliat sesuatu yang sulit dan aneh. Tak dapat dipungkiri, semester 5 ke 6 merupakan waktu yang tepat karena sebagian besar mata kuliah yang terkait reaktor udah dapet.
Tapi entah kenapa tau-tau berubah pilihannya,
Kalau tidak salah, saat itu juga ada semacam tanggung jawab kepanitiaan jadi tidak bisa mengambil pilihan KP. Dilain sisi, sangat sayang rasanya meninggalkan kegiatan asrama dikarenakan KP hehe.
Lantas, mengapa sih harus semester 7 akhir?
Mungkin itu pertanyaannya. Sejujurnya saya memilih semester 7 akhir untuk mengurangi ketakutan saya terhadap kehidupan pasca kampus.
Most of people plans be like,
oh, after graduated i would like to continue my studyi would like to work in bla bla (mentioning multi national company)
So am i,
Saya tentu juga punya rencana....
Cuma tentu selalu ada rasa keraguan terhadap pilihan-pilihan yang akan kita buat bukan?
Berdasarkan pemikiran beberapa waktu lalu, bagi saya sendiri, pilihan utama saat memasuki kehidupan pasca kampus adalah pilihan dimana there would be no turning back after choosing the path.
Ya, tidak ada jalan kembali. Mungkin ada, tapi kita tidak akan pernah mencapai puncak dari apa yang kita kerjakan dikarenakan waktu dan kesempatan yang terlewat.
Jadilah saya memilih internship di semester 8.
Kalo berdasarkan pemilihan umum, maka dapat dibagi menjadi 3 pilihan yang bisa diambil
Lanjut studi
Kerja Swasta atau Negeri
Bisnis
Dari berbagai pilihan itu, nampaknya kehadiran beberapa beasiswa mampu merubah mindset sebagian besar mahasiswa untuk tanpa berpikir panjang memilih melanjutkan studi. Setelah ngobrol dengan beberapa orang, nampaknya memang hal ini perlu di kaji lagi sih hehe.
Karena sebagian (inget, sebagian loh), mindsetnya berubah mengenai kehidupan pasca kampus. Mereka memiliki pandangan kurang lebih demikian,
"wah abis lulus ngapain ya? wah ada LPDP, kata kakak-kakak awardee nya sih gampang masuknya. udah ah daripada ga jelas kehidupan pasca kampusku, belum tentu dapet kerja juga, mending S2 deh. pulang-pulang daftar dosen"~alasan klasik
Sehingga kita melupakan,
Apakah tujuan dari S2? Kenapa harus S2? Apakah goal itu gabisa dicapai dengan S1?
And much more....
Setelah ngobrol-ngobrol lagi, saya merasa alangkah bijaknya kita menentukan kehidupan pasca kampus itu berdasarkan pertimbangan sesuai goal kontribusi terbesar apa yang akan kita coba berikan.
Kembali ke Kerja Praktik,
Dari 3 pilihan itu sejujurnya saya masih sangat abu-abu sekali dengan bagian kerja di negeri (PNS) khususnya di BATAN, akhirnya saya mendapatkan pengalaman banyak banget mengenai life lesson khususnya kehidupan pasca kampus.
Lantas apa aja yang didapet di Internship?
Detailnya rahasia, karena memang bener-bener dirahasiakan. Ada surat ttd perjanjian untuk menjaga kerahasiaan gitu saat sebelum mulai kerja praktiknya hehe.
Kurang lebih ini dokumentasi terkait perjalan selama KP.
Ruangan dimana kami stres bersama. Ternyata bener banget kata kuliah Engineering Ethics :)) |
Kalo udah lelah dengan apa yang dihadapi di ruangan, biasanya nengok ke jendela.. Pemandangannya bikin seger he he he |
dikala break siang, selalu ada suntikan motivasi ketika liat ini |
Reaktor Nuklir dan lingkungan sekitarnya. Udah 20 tahun lebih, masih hijau kan? :) |
Kelompok kami, 14 orang, mengunjungi Reaktor G.A. Siwabessy |
Kalo ketinggalan bis, kami harus jalan dari BATAN ke gerbang luar. Jaraknya lumayan 3 kilo lebih~ |
Oh ya, karena tidak ada kendaraan pribadi, praktis saya menggunakan KRL. Terasa seperti di Jepang dulu ya :) |
Lorong yang selalu Insyaa Allah akan terkenang |
Salah satu tempat yang juga akan terkenang dikarenakan 'pemandangannya' |
Perjalanan Solat Jumat |
Tempat Solat Jumat. Awalnya sempet bingung, apa itu BPPT haha :3 |
Kondisi Masjidnya. Sampai 'meleber' ke luar ruangan |
Perjalanan kembali ke ruangan dari Solat Jumat |
Kurang lebih penampakan tempat kos selama disana |
***
One said, Words could speak louder than Images
Lantas izinkan aku menyampaikan sebuah kisah.
Sebuah kisah tentang "Seandainya aku menjadi..."
Terkadang, saya menyesal akan jalan yang telah saya pilih
Dengan menjadi dokter, ilmu yang didapat bisa langsung digunakan untuk masyarakat luas,
Dengan menjadi dokter, ilmu yang didapat atas izin-Nya, bisa menyelamatkan nyawa ratusan bahkan mungkin jutaan orang
Lantas apa yang kamu bisa kontribusikan dengan menjadi seorang insinyur teknik nuklir?
Berapa nyawa yang mampu kamu selamatkan dengan ilmumu dalam waktu yang sama dibandingkan dengan dokter?
Saya menyesal, dikala mereka sudah berusaha menyelamatkan nyawa, saya masih duduk terdiam menyelesaikan permasalahan yang entah akan bermanfaat atau tidak bagi bangsa ini
Saya menyesal, rasa-rasanya 'hutang' ini kian bertambah terhadap bumi pertiwi.
Saya menyesal, di umur ini masih belum bisa berbuat banyak jika dibandingkan mereka.
Saya menyesal.
Namun inilah pilihan yang saya ambil.
Inilah pilihan yang anda ambil.
Inilah pilihan yang kita ambil
Semoga, pilihan saya, anda, dan kita semua, mampu bisa menutupi "hutang" kita pada bumi pertiwi kedepannya.
~ kisah seseorang yang telah menempuh hidupnya menjadi insinyur teknik lebih dari 20 tahun
Namun bukankah berandai-andai dan larut dalam penyesalan tidak disukai Ia?
Lantas mengapa masih harus terjebak dengan masa lalu bukan?
One said, Words could speak louder than Images
Lantas izinkan aku menyampaikan sebuah kisah.
Sebuah kisah tentang "Seandainya aku menjadi..."
Terkadang, saya menyesal akan jalan yang telah saya pilih
Dengan menjadi dokter, ilmu yang didapat bisa langsung digunakan untuk masyarakat luas,
Dengan menjadi dokter, ilmu yang didapat atas izin-Nya, bisa menyelamatkan nyawa ratusan bahkan mungkin jutaan orang
Lantas apa yang kamu bisa kontribusikan dengan menjadi seorang insinyur teknik nuklir?
Berapa nyawa yang mampu kamu selamatkan dengan ilmumu dalam waktu yang sama dibandingkan dengan dokter?
Saya menyesal, dikala mereka sudah berusaha menyelamatkan nyawa, saya masih duduk terdiam menyelesaikan permasalahan yang entah akan bermanfaat atau tidak bagi bangsa ini
Saya menyesal, rasa-rasanya 'hutang' ini kian bertambah terhadap bumi pertiwi.
Saya menyesal, di umur ini masih belum bisa berbuat banyak jika dibandingkan mereka.
Saya menyesal.
Namun inilah pilihan yang saya ambil.
Inilah pilihan yang anda ambil.
Inilah pilihan yang kita ambil
Semoga, pilihan saya, anda, dan kita semua, mampu bisa menutupi "hutang" kita pada bumi pertiwi kedepannya.
~ kisah seseorang yang telah menempuh hidupnya menjadi insinyur teknik lebih dari 20 tahun
Namun bukankah berandai-andai dan larut dalam penyesalan tidak disukai Ia?
Lantas mengapa masih harus terjebak dengan masa lalu bukan?
0 comments